Indonesiaku milik siapa?
Negeri ini amatlah
kaya, sumber daya alam yang melimpah mulai dari hasil pertanian, laut, minyak
bumi dan masih banyak lagi. Kekayaan yang dimiliki inilah kemudian membuat
banyak negara yang tergiur untuk menyelidiki dan untuk menguasai, potensi yang
dimiliki ini tentu akan lebih menguntungkan jika diolah secara maksimal yang
kemudian masyarakata terbantu akan hal itu.
Wajar jika
kalian yang tinggal dikota atau desa yang fasilitasnya sudah lumayan memadai menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia raya begitu semangatnya, sedangkan mereka
yang tinggal dipelosok desa yang untuk menuju kedesa sebelah saja harus melewati
jalan yang curam dan terjal dan bagitu dasyatnya bahaya yang akan dirasakan
jika tidak hati-hati namun masih tetap begitu semangatnya menyanyikan lagu Indonesia
bahkan lebih semngat dari anda yang tinggal dikota yang penuh dengan kemewahan.
Tidak bisa
terbayangkan kondisi yang setiap hari mereka jalani, keadaan kondisi jalan dan
teransportasi yang tidak memungkinkan membuat mereka susuh mendapat bahan-bahan
pangan dan kebutuhan lainnya. Kondisi seperti membuat mereka terpaksa menanam
sendiri hanya untuk mencukupi ketersedian pangan, dipersulit lagi kondisi
dilereng bukit membuat sangat susah mendapatkan air untuk mengairi ladang dan
satu-satunya jalan yang mereka punya ialah dengan mengandalkan musim hujan. Persiapan
lahanpun sudah dilakukan sebelum musim hujan datang, awal musim hujan merupakan
waktu yang mereka tunggu-tunggu untuk menanam benih padi, jagung, dan
sayur-sayuran.
Masih banyaknya
daerah-daerah seperti ini membuat kita bertanya-tanya, mana yang lebih enak?
hidup diera penjajahan yang setiapa hari dihadapkan dengan kekerasan dan
kesengsaraan hanya untuk sekedar memperpanjang hidup dengan menglah dan
mengikuti kemauan penjajah atau mempercepat mati karena melawan penjajah yang
secara nyata jauh lebih kuat dengan kecanggihan senjatanya. Atau hidup diera kemerdekaan,
namun yang tetap hidup adalah mereka yang mampu bertahan dengan keringat
sendiri dan kepercayaan masyarakat yang diberikan untuk segelintir orang itu
dimanfaatkan hanya sekedar mendapat pengakuan sebagai elit penguasa yang
nyatanya kembali Mewarisi sifat Penjajah.
Kemerdekaan seharunya
menjadi sesuatu yang menyenangkan, membawa kita dari tempat tandus dan gersang
ke tempat yang hijau sejuk yang tentu menjadi tempat yang menggembirakan walau
hanya bercengkrama dengan keluarga. Kemerdekaan yang diraih sebenarnya untuk
siapa? Untuk mereka yang berjuang atau untuk mereka yang mendapat sedikit
kemampuan untuk memanfaatkan momentum menikmati hidup, sunggu amatlah tragis apa
yang terjadi. Dimana letak nurani jika kesejahteraan rakyat direnggut hanya
untuk kesejahteraan pribadi, berjuang sungguh-sungguh melewati bala tentara
yang begitu melelahkan membuat kami tidurpun tak pulas namun seketika engkau
rampas begitu saja, milik sipa negeri ini?


Komentar
Posting Komentar